Sunday, October 5, 2014

My first devotion and train here in AKITA



1 Oktober 2014

Hari ini masuk kelas jam 10.30. Bangun tidur, kamar dingiiinn banget ya. Jadi aku memutuskan membuat indomie pertamaku.. wow serasa di rumah hahaha. Haari ini aku kuliah Writing and Kanji. First day ga terlalu buruk, karena sebelum kemari aku udah hapalin Hiragana jadi ga terlalu sulit buat aku ngikutin materi Hiragana ini. Dapat PR 25 halaman menulis.. Bener2 excited jadi murid lagi. Waktu jadi guru aku yang sering2 kasih PR. Sekarang, sekalinya balik jadi student harus kerjain PR 25 halaman hahaha. Ga mau buang-buang waktu, selesai kuliah aku langsung ke lounge kerjain PR. Di sini aku ga mau pakai system SKS, takut ketinggalan dengan yang lain. Semangat! Ga sampe 1 jam, PRnya selesaiiiii hihihi ternyata asal mau berusaha, sebanyak apapun bisa kok.

Penulisan Jepang dibagi jadi 3 : Hiragana, Katakana, dan Kanji. Hari ini kami diminta menyalin semua hIragana. Dari あいうえおかきくけこさしつせそ dan seterusnya.

Cara menulisnya pun ga boleh asal-asalan, ada urutannya garis mana yang harus dibuat terlebih dulu.  BIasanya dari kiri ke kanan, lalu atas ke bawah, tapi ada beberapa pengecualian untuk suku kata tertentu. Cara bacanya pun sama seperti Indonesia a I u e o, ka ki ku ke, ko. Mereka tidak memiliki huruf L, hanya melafalkan Rnya seperti L. Jadi kalau nama kamu ada huruf L nya, nanti di sini akan jadi R. Contoh temanku namanya Lestari jadi Resutari. Untuk huruf konsonan tidak bs berdiri sendiri harus di ikuti dengan huruf hidup kecuali n. Susah-susah gampang sih, tapi pasti bisa!

Tadi pagi lucu deh, ngeliat anak-anak segede Diego naik trolley, rame2 dibawa gurunya jalan2.. Ada fotonya nanti kuupload.  Jadi kayanya mereka field trip ke kampusku. Reminds me of you son J Mereka semua pakai helm lho, wah bener2 safety di sini.






Hari ini aku mau diajak temanku Katia dari Peru untuk doa bersama, aku akan coba naik kereta untuk pertama kalinya. Nanti aku ceritain detailnya yaaaa..

Jam 6 kami berangkat dari kampus. Kami jalan kaki ke stasiun Akita. Di stasiun kami membeli tiket seharga 200yen untuk ke tempat tujuan kami, gereja tsuchizaki. Aku dikenalkan dengan Hikari, mahasiswi Akita yang bisa berbahasa Inggris, dia yang akan menterjemahkan untuk aku dan Katia.

Ada sekitar 40 orang jemaat yang datang saat itu. Karena ini acara persekutuan doa, jadi jemaat yang hadir tidak sebanyak di hari Minggu. Dari anak kecil, remaja, sampai orang tua ada. Di sini terlihat banget mereka solid, saling kenal satu sama lain dan aku disambut dengan sangat ramah di sana. Dari 3 pujian, Cuma 1 yang aku tau nadanya, lagu amazing grace. Nanti aku mau cari amazing grace versi jepang dan akan ku share liriknya di sini. Setelah bernyanyi, kami mendengarkan kotbah yang dibawakan oleh pastor (lupa banget namanya), firman Tuhan diambil dari Daniel, dan pastor membahas tentang iman dari Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, Sepanjang pastor bicara, Hikari sambil bisik-bisik menterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Setelah firman, kami lalu mulai berdoa. Cara berdoanya mirip kaya di pentakosta ya mungkin, semua bersuara, dan WL memandu hal-hal apa yang harus kami doakan, mereka berdoa sangat keras untuk kebangunan rohani di Jepang. Aku bisa lihat kerinduan mereka akan terjadinya revival di sini. Terlebih karena, aku di beritahu Katia, bahwa tingkat kematian secara bunuh diri di Akita adalah termasuk yang paling tinggi di Jepang. So lets pray for this city.

Setelah selesai doa, kami lari (baca: bener2 LARI) ke stasiun karena waktu kami sangat mepet, kereta akan datang dalam 5 menit. Jadilah aku di paling belakang hahaha, ngos-ngosaaann. Untung nya pas kami datang, pas 2 menit kemudian kereta datang (fiuhhh)…. Dari stasiun sampai rumah, aku dan Katia banyak sekali ngobrol, dan dia datang mengunjungi apartemenku untuk menghangatkan diri. Malam itu sempat 7 derajat celcius, sementara rumahnya masih lumayan jauh dari tempatku. Rasanya senang hari ini, bisa merasakan hadirat Tuhan dengan bahasa yang berbeda. Blessing!

Akita JR station




at the train

No comments:

Post a Comment