Wednesday, October 15, 2014

dear Sense

6-9 September 2014

Hari-hari kuliah terasa sangaaaattt menyenangkan. Kami kedatangan beberapa teman baru minggu ini, 1 dari Iran dan 2 dari Indonesia. Sekarang jumlah murid di kelas Beginner Jepang jadi lumayan banyak hehehe, sekitar 11 orang. Aku mulai menikmati setiap momen di mana para sensee mengajari kami. Di sini ada 3 sense yang mengajar aku.
Aku akan coba perkenalkan mereka satu persatu dengan cara dan gaya mereka mengajar. Semuanya inspiratif buat aku.
 
Salah satu kelas yang aku ambil adalah Beginner Japan 1B. Kelas ini di ajar oleh Hirata Miki Sense, dan Sato Sense. (Sense = teacher)

Hirata sense adalah sense yang sangat murah senyum. Beliau masih terlihat sangat muda. Aku pribadi ga pernah tny umurnya hehe. Kekagumanku adalah dia bisa mengajar selama 4 jam tanpa ada rasa bosan sedikitpun bagi kami para muridnya. Dia selalu menemukan cara untuk membuat pelajaran jadi menarik. Lebih sulit mengajar orang dewasa dari pada mengajar anak2 lhoo. But she can, in her fun way, dia membuat kelas jadi sangat hidup. Ada satu kegiatan yang kami lakukan saat pelajarannya yang sangat berkesan buat aku.
Saat kami belajar vocabulary, kami diminta keluar kelas dan mengisi daftar tabel vocabulary dengan cara mewawancarai orang jepang yang kami temui di luar kelas. Percakapan dimulai dengan : sumimasen, kore wa nihongo de nan desuka. Yang intinya permisi, kalau ini bahasa jepangnya apa ya (sambil tunjuk benda yang kita pengen tau bahasa jepangnya) walaupun saat itu hujan rintik rintik tapi kami dengan heboh berlarian keluar mencari orang jepang yang lewat hahaha. Aku bener2 ngerasa jadi murid SD yg penasaran sama satu hal baru. What an experience! 
Foto hirata sense menyusul yaa belum sempet foto dengan beliau :)

Sato sense mengajar aku di kelas beginner japan dan writing kanji. Denger2 dari senpai, beliau galak hehehe. Memang sih hari pertama kami datang, kami lgs di beri do and dontnya dgn sangat jelas. Tapi pverall kami ga pernah lihat beliau marah d kelas kami :) ya kebetulan kami yang sekelas isinya orang2 terpelajar yang cerdas dan tau gmn cara bersikap supaya ga diomelin sama sense (halahhh hahahaha). 
Kenyataannya, beliau sangat lucu. Selalu membuat lelucon dan punya strategi repetition dalam mengajar. Jadi kami bisa ingat banyak hal dalam waktu singkat. Cara mengajarnya semangat, cepat, dan berulang2 ( nah ini penting bgt buat murid kaya aku yg baru pertama belajar bahasa jepang hehe ). Di hari pertama dia kasih kertas setumpuk lalu beliau minta kami mengerjakan PR sampai hal 25
Lembar PR sato sense

Aku kerajinan dong aku kelarin deh tuh sampai hal 59. Besoknya saat sense periksa, he was totally surprised and thenhe laughed and said maybe you drink to much coffee so you can finish this all. Hahaha. 
Ini dia sato sense. Kalian tau ga, aslinya dia lebih tinggi dari d foto lhoo tapi hebatnya sato sense ya, beliau sangat humble, jadi ketika berfoto ini, dia agak menekuk dengkulnya agar sedikit sejajar denganku lho. Aku agak kaget tapi langsung kagum dengan kerendahhatiannya. Great!

Dosenku ke tiga namanya Prof Miyamoto. Mata kuliah terfavorit bagi mahasiswa asing. Kelasnya : cross cultural communication in practical. Kuliahnya dalam bahasa inggris. Sebetulnya baru 1x pertemuan dengan beliau. Tapi aku sudah banyak dengar tentang beliau. Miyamoto sense adalah travelerer sejati, sangat pintar, Bisa berbicara dalam banyak bahasa. Kelas ku yang ini lebih ramai dibanding dengan kelas bahasa jepang. Karena di sini aku bs bertemu dgn teman2 dari negara lain dengan kelas bahasa jepang yang beda dengan aku. 
Miyamoto sense menjelaskan bahwa di kelas ini kita saling memperkenalkan budaya di negara kita masing2 lalu nanti puncaknya di bulan November kami akan mengikuti kegiatan camp di luar Akita. Woohooo soo excited. Ini tugas pertama ku dari miyamoto sense : 



Aku berusaha menyelesaikan PR sebelum waktunya supaya ga lupa. Soalnya aku sadar betul kalau aku ini pelupa hahaha. 

Satu  lagi sense yang menjadi pembimbing aku selama aku penelitian di sini. Prof Du Wei. Dari namanya ketauan ya beliau bukan orang jepang. Yak betul, beliau orang Cina yang sudah lama tinggal di jepang. Lulusan beijing university dan meraih gelar professor di Jepang. Kalau ngeliat beliau, beliau sangat pantas dijadikan ayah. Beliaulah yang mensupport aku membawa keluargaku kemari. Saat ini memang aku masih jarang bertemu beliau, karena penelitianku baru mulai di bulan Maret 2015. Surprisingly, he expect me to write the research both in nihongo and eigo (japan and english language) its a challenge for me. Even the final presentation should be in Nihongo. Ouch hahaha. Amin amin bisa mengejar ketertinggalan aku. 

Ganbarimasu! ( i will do my best! )

No comments:

Post a Comment