26
September 2014.
Ohayo
Gozaimasu
Aku berangkat ke kampus jam 8 hari
ini. Schedule hari ini : City hall (urus surat keterangan tempat tinggal), Buat
asuransi kesehatan, dan ke kantor pos untuk membuka rekening tabungan. Fiuhhh Dari
Kampus, kami (aku, Darwin, dan Cath) naik bis jam 9.40 ke city hall, biayanya
280 yen. Cath bilang kalau di sini, orang sangat jarang sekali pakai bis,
mereka lebih suka naik sepeda atau jalan. Kebanyakan yang naik bis adalah
orang-orang tua. Dan bener aja, emang saat itu kita doang anak muda yang naik
bis hehehe.. semuanya kakek nenek hehe.
Oh ya 60 persen orang yang tinggal
di Akita adalah kakek dan nenek. Anak kecil di Jepang tidak banyak dibanding
jumlah orang tuanya. Posisinya kaya piramida terbalik, orang tuanya diatas.
Kayanya dulu pernah diajarin di sekolah hehe.
Pengalaman saat naik bis : Begitu
naik, kita akan dapat tiket yang digunakan sebagai penentu berapa jumlah yang
harus kita bayar. Semua dilakukan secara otomatis. Jadi kitapun harus bayar
dengan uang pas, karena tidak ada kernet yang akan mengurus uang kembalian
kita, saat kita turun, tiket dan uangnya harus kita masukkin ke dalam kotak
dekat pak sopir. Jika kita tidak membawa uang receh, kita bisa menukarnya di
bis. Sekali lagi otomatis juga. Kita cukup masukan uang maksimal 1000 yen ke
dalam tempat yang disediakan lalu otomatis akan keluar uang receh yang bisa
kita gunakan utk membayar bisnya. Kalau kita mau turun, kita bisa menekan bel
untuk memberi tahu supirnya, oh ya ini juga kekonyolan aku, kaya anak kecil aku
ga sengaja deh tuh mencet tuh tombol hadeuh, untung pas tu bisnya lagi berenti,
si Cath langsung kaget trus bilang nonono hahaha. Aku cm bs bilang sorry.
TIbalah di city hall, waduh aku ga
ngerti sama sekali pembicaraan Cath dengan pegawai2 di sana haha Cuma modal
senyum2 aja. Tapi ternyata paspor dan residence card Darwin bermasalah karena
namanya ada yang kurang (jadi nanti kalau daddy dapat residence card, pastiin
namanya sama persis dengan yang di paspor). Jadi kami mampir ke Imigrasi dl
yang ga terlalu jauh dari city hall (again,jalan kaki). Kantor imigrasinya
kecil, kata Cath ini karena tidak banyak turis yang berkunjung ke Akita :D Kantor imigrasi sepi, ga sampe 5 menit
residence card Darwin yang baru jadi.
Balik ke city hall, dalam 10 menit
lembaran keterangan mengenai tempat tinggal kita (penting banget, kata Cath).
jadi. Nanti, kalau mau pindah harus balik ke city hall untuk mengubah data
lagi. Setelah urusan city hall selesai, kami ke gedung sebelah untuk mengurus
asuransi kesehatan yang disediakan pemerintah. Kurang lebih 20 menit, kartu
asuransi selesai. Semua administrasi dibantu sama Cath. Karena aku belum bisa
menulis dalam huruf jepang. Oh ya nama ku sekarang : チイナトリウィジアンチイサンドリプトリ. Dalam bahasa Indonesia jadi
Tina Toriwijianti Sandoriputori hahaha. Setelah semua administrasi selesai kami
kembali ke kampus, naik taksi (dibayarin sama pihak kampus :p)
Okay, karena
semua kantor tutup dari jam 12-13 untuk makan siang, jadi kami memutuskan makan
siang di kafetaria kampus. Banyak banget jenis makanan yang dijual, aku milih
chili soft tofu with vegetables sama beef croquette sama rice. Rasa tahunya
kaya kembang tahu lembuutt banget, sayurnya toge sama wortel diiris tipis2.
kuahnya rasanya kaya asinan tapi ga pedes dan kuahnya dingin hehe. Kroketnya
sama kaya Indonesia. Di sini minum air putih gratis, ga perlu beli. Asal bawa
botol kemana-mana.
Jam 1 siang,
kami jalan kaki ke kantor pos untuk buka tabungan. Lumayan deh, ga terlalu jauh
kira-kira 10 menit jalan kaki. Tapi karena jam 2 harus medical check up, dan
ternyata butuh banyak yang harus diisi, jadi jam 2 kurang 10 kami pamit dari
kantor pos dan bilang akan segera kembali sementara berkas2 kami bawa dulu..
ya, setengah lari nih balik ke kampus untuk medical check up, setelah sampai
sana ternyata Cath berhasil nego dan kami bisa medical checkup nanti jam 3.
Jadi kami bertiga lari (lagi) ke kantor pos untuk nyelesain pembuatan buku
banknya (hosh ngos2an) setelah selesai, setengah lari lagi balik ke kampus..
(astagaa semua serba cepat disini).
Medical check up : dari tinggi dan berat badan, langsung heboh dengan diri
sendiri bahwa dalam dua hari berat badan turun 2 kg. jiahahaha. Tes mata,
telinga, rontgen, ketemu dokter, sampai tes urin.
Selesai jam
4, langsung ke bagian pendidikan untuk menyerahkan semua berkas yang sudah jadi
hari ini, supaya uang beasiswa bisa segera turun hahaha. Dan menurut Cath, di
Akita uang beasiswa yang kuterima cukup besar, karena dia dan pacarnya hanya
perlu paling banyak 11o.ooo yen untuk hidup berdua, jadi dengan uang beasiswa
yang kuterima, untuk hidup bertiga pasti cukup sekali katanya (horeeee).
Sebelum pisah, Cath mampir ke apartemenku mencoba cari tahu kenapa air panasnya
ga keluar.. dan puji TUhaaann akhirnya nyalaa.. dan masalahnya sepele banget,
sepertinya mereka tertukar memasang instalasinya, jadi kalau keran merah yang
diputar itu air panas ga akan keluar, tapi kalau keran biru yang diputar baru
deh keluar hahahaha.. ga kepikiran dehhhh…
Setelah Cath
pisah, aku dan Darwin pergi ke family mart untuk membeli nasi instan, duh belum
sempat beli rice cooker. Nasi instannya praktis kalo buat sendiri, Cuma 2 menit
dipanasin di microwave langsung mateng. Lumayan rasanya, tapi porsinya kecil :p
cukuplah buat akuu hehe biar itung2 diet hahaha. Tapi nanti pasti akan beli
rice cooker karena kalau buat bertiga pasti boros banget kalau pakai nasi
instan.
Jam 8 masuk kamar dan masak makan malam, telor+kornet dan teri kacang oba
(oh ya, kemarin Cath mencicipi teri kacang buatan Oba, katanya enak hahaha).
Males juga ya ternyata masak aneh2 kalo sendiri. Tapi disini ada tradisi kalau
mahasiswa undang mahasiswa lain ke apatonya maka yang undang diharapkan masak,
jadi aku simpan itu bumbu2 nanti aja dipakai kalau ada yang berkunjung jadi
bisa mencicipi masakan Indonesia.
Besok jam
18.30, aku diundang untuk makan malam di apartemen Jane (mahasiswi dari
Filipina). Nah, sekali lagi malam menjelang.. suasana kamar cukup hangat karena
ternyata kalau siang, kamarku yang terletak di lantai dua tersinari matahari
dengan sangat baik, jadi enak. Dan malam
ini aku berlama-lama berendam di bath tub hehehe. Pakai air hangat rasanya
nikmaaattt setelah 2 hari mandi air dingin terus hahaha.
Oh ya, aga
bingung kalau mau jemur baju ni, soalnya kita ga boleh sembarangan jemur baju
di luar. Cuma boleh di kamar kebayang kan kamarku itu jadi sekalian buat
jemuran, untungnya mesin cucinya bagus, jadi ga perlu di jemur lama, bajunya
udah cepet kering. Sama belum beli setrikaan juga. Wah ternyata banyak yang
perlu dibeli. Terus satu hal yang beda banget dengan di Indonesia adalah sampah.
Di sini sampah harus disortir dan di kelompokkan bahkan ada jadwal dalam
membuang sampah. Nanti aku foto deh aturan2nya. Jadi intinya setiap sampah kita
pisahin antara yang bisa di daur ulang atau yang tidak. Lalu sampah2 itu
dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus (ga boleh sembarangan plastiknya) lalu
diletakkan di depan rumah agar di ambil oleh pihak kebersihan sesuai jadwal.
Jadi sampah tidak diambil setiap hari, hanya hari-hari tertentu (nah ini yang
belum aku paham betul, jadi nanti saat makan malam dengan Jane aku baru mau
tanya karena kebetulan, apartemen dia dan aku sebelahan hehe jadi pasti aturan
sampahnya sama)
Sori jadi kepanjangan dan detail gini ceritanya, maklum yaaa soalnya yang
bisa bikin ga terlalu kangen, ya dengan cara ini, nulis dan cerita, karena aku
tau kalian pasti baca, dan bisa jadi kenang2an nanti buat anak cucu kita (colek
daddy) hahaha.
No comments:
Post a Comment